Mengapa di setiap arah pandangan mataku, yang terlihat adalah kabut asap
Dengan sketsa yang nyaris serupa dengan nyatanya
Padahal yang terlihat adalah pola hitam putih yang menegaskan garis-garis abstrak
Ini aneh,
Sepertinya aku benar-benar gila
Pun saat kemarin di tengah keramaian yang mendadak lenyap
Satu per satu ku lihat manusia yang berdasi terhisap ke dalam tanah
Ada yang melotot
Meraung-raung
Dan akhirnya tercekik dasinya sendiri
Ada juga manusia yang berseragam, tubuh tegap dan langkah berdentum
Tiba-tiba bagian tubuhnya terhisap angin ke dalam kamar-kamar langit
Ah…akupun baru tahu rupanya kamar-kamar langit itu
Dan semua mereka menjerit
Semua lenyap, mulai dari penjual buah, penjaja makanan
Tukang tambal ban, pengemis, ibu-ibu dan anak-anak
Semuanya
Semuanya
Hanya aku yang tetap berdiri menonton semuanya
Di sini aku mulai menganggap aku gila
Dan kegilaan ini pun semakin parah
Akut dan kronis menjajah otakku
Bayangkan saja
Lagi-lagi aku menyaksikan pertandingan sepak bola yang dimainkan segerombolan angsa
Padahal harusnya mereka berenang saja
Pasar-pasar dipenuhi tikus-tikus yang mencicit
Sekolah dan rumah kesehatan yang disesaki sekawanan hewan
Belajar membaca dan mencari obat
Gila
Aku gila
Hey, sebaiknya aku ke rumah sakit khusus kejiwaan saja
Aku tahu jalannya
Akan kutanyakan benarkah aku gila
Atau mataku mulai diserang katarak yang mengirimkan halusinasi
“Herannya aku, di sini manusia berkumpul mengadakan arisan”